ISIS AKAN KEROYOK PASUKAN TURKI DALAM WAKTU DEKAT
Turki secara resmi membuka pangkalan udaranya untuk digunakan Amerika Serikat dan anggota koalisi pada bulan lalu. Sikap tersebut merupakan perubahan kebijakan besar karena Ankara sebelumnya menolak berpartisipasi dalam perang melawan ISIS yang kini mulai mendesak di daerah perbatasan.
Ankara dan Washington telah sepakat untuk menyediakan dukungan pesawat tempur bagi gerilyawan Suriah yang sebelumnya telah dilatih oleh Amerika Serikat-- untuk mengusir ISIS dari wilayah sepanjang 80 km di perbatasan Turki.
Kita akan menyaksikan pesawat-pesawat Amerika Serikat berdatangan dan kemudian melancarkan serangan menyeluruh untuk menumpas ISIS, kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu seperti dikutip Antara.
Pihak pemerintahan Suriah dengan segera menanggapi berita tersebut. Menteri Luar Negeri Walid al-Moualem pada Rabu menyatakan bahwa negaranya siap mendukung peperangan melawan ISIS, dengan syarat berkoordinasi dengan Suriah.
Bagi kami tidak ada oposisi moderat maupun tidak moderat. Siapapun yang mengangkat senjata melawan negara adalah teroris, kata al-Moualem menanggapi datangnya gerilyawan Suriah yang dilatih oleh Amerika Serikat.
Amerika Serikat telah menghubungi kami sebelum mereka mengirim kelompok itu. Dan mereka akan bertugas memerangi ISIS dan bukan tentara Suriah, kata dia.
Kami mendukung setiap upaya memerangi ISIS dengan koordinasi dan konsultasi bersama pemerintahan Suriah. Jika tidak, maka tindakan itu sama saja melanggar kedaulatan Suriah, tutur al-Moualem.
Menurut sejumlah diplomat yang menguasai persoalan, pengusiran ISIS dari perbatasan Turki akan memotong jalur kedatangan gerilyawan radikal asing dan juga logistik lainnya.
Dalam keterangan sumber itu, jumlah gerilyawan yang dilatih oleh Amerika Serikat kurang dari 60 orang. Mereka akan dilengkapi peralatan canggih dan dapat memanggil bantuan udara dengan cepat bila diperlukan.
Namun demikian, rencana itu sudah harus menghadapi beberapa tantangan.
Pada Selasa lalu, beberapa gerilyawan lulusan pelatihan Amerika Serikat diduga tertangkap oleh sayap Al Qaeda di Suriah, Nusra Front. Selain itu, Turki juga tidak mau bekerja sama dengan kelompok Kurdi yang selama ini sangat berguna bagi Washington.
Kelompok oposisi di Turki selama ini menuding Presiden Tayyip Erdogan telah melakukan perang ganda. Selain memerangi ISIS, Tayyip diduga juga menyerang Kurdi terutama kelompok partai pekerja (PKK).
No comments:
Post a Comment