TARGET BOROBUDUR 2015 HINGGA 2019 7 JUTA PENGUNJUNG
Jokiqq.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya mentarget kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik sebanyak 7 juta pada 2019.
Target itu diperkirakan bisa menyumbang devisa sebesar Rp 24 triliun.
Dari situ, sumbangan untuk kesempatan kerja tersedia untuk 500 ribu orang.
Menurut dia, untuk mencapai target itu perlu usaha keras.
Di antaranya, lewat promosi dan sertifikasi tenaga kerja.
Biaya promosi yang disiapkan pemerintah Rp 10 miliar.
Promosi besar-besaran itu, kata Arief, penting karena Indonesia kalah jauh dengan negara lain.
Dia mencontohkan anggaran promosi Indonesia hanya sepertiga bila dibanding Malaysia.
Indonesia yang punya setidaknya 500 tujuan wisata, menurut dia, perlu gencar berpromosi.
Bila promosi wisata bagus, akan berdampak pada sektor perhotelan.
Okupansi hotel ditargetkan naik 50 persen.
Selain promosi, infrastruktur juga harus bagus.
Penerbangan ke Yogyakarta harus ditata ulang, kata dia, dalam seminar nasional pariwisata bertema Pengelolaan Berkelanjutan Pariwisata Budaya di The Kasultanan Royal Ambarrukmo, Plaza Yogyakarta, 21/6/2015.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Laily Prihatiningtyas mengatakan untuk mencapai target itu bergantung kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia.
Saat ini, dia sedang menyiapkan sejumlah langkah untuk mencapai target kunjungan itu. Pengelola Candi Borobudur akan memperbanyak promosi, merevitalisasi nilai Borobudur supaya orang memahami Borobudur, menggelar festival budaya, dan memanfaatkan Borobudur untuk kepentingan acara keagamaan umat Buddha di luar Hari Raya Waisak.
Dia juga sedang menyiapkan tempat yang lebih permanen untuk 4 ribu pedagang asongan. Menurut Laily, pada 2014, Candi Borobudur menggaet kunjungan 3,4 juta kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Devisa yang dihasilkan sebesar Rp 3 triliun.
Menurut dia, selain meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, pengelolaan Candi Borobudur harus memperhatikan dampak langsungnya terhadap masyarakat lokal sekitar Borobudur. Ini bisa dilakukan dengan mendorong paket wisata dan mengembangkan tujuan wisata di tingkat lokal.
Laily menyebut, masyarakat di sekitar Borobudur selama ini kebanyakan menjadi pedagang asongan. Sedangkan, di sekitar Candi Prambanan lebih kreatif, menangkap potensi wisata. Karena itu, masyarakat di sekitar Borobudur perlu meningkatkan kemampuan mengelola wisata lokal, supaya terlibat langsung dan mendapat manfaat. “Keterlibatan langsung masyarakat lokal penting dalam mengelola wisata,” katanya.
No comments:
Post a Comment